Preloader

Potensi Kabupaten Asmat https://www.instagram.com/reel/CyerxukyUpv/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==https://www.instagram.com/reel/CyerxukyUpv/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

1. KEHUTANAN

Sebagian besar wilayah Kabupaten Asmat merupakan wilayah hutan sehingga sektor kehutanan merupakan salah satu sektor strategis. Pentingnya sektor kehutanan terbukti dari sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Asmat dimana pada tahun 2014 nilainya mencapai Rp 102,10 miliar (6,87 persen). Kabupaten Asmat memiliki luas kawasan hutan seluas 2.613.727 ha. Dari seluruh luasan tersebut, jenis hutan di Kabupaten Asmat adalah jenis hutan lindung dan hutan produksi. Luas kawasan hutan lindung di Kabupaten Asmat adalah seluas 1.088.479 ha, sedangkan luas kawasan hutan produksi seluas 1.161.684 ha terdiri atas kawasan hutan produksi terbatas seluas 57.053 ha dan hutan produksi tetap seluas 1.104.631. Luas hutan cagar alam seluas 312.630 ha, hutan produksi yang dikonversi seluas 44.468 ha, dan hutan jenis lainnya seluas 6.466 ha. Produksi hasil hutan di Kabupaten Asmat adalah kayu gergaji, sedangkan produksi hasil non hutan adalah sagu dan kemendangan. Produksi kayu gergaji selama periode 2010-2013 cenderung fluktuatif. Pada tahun 2010, produksi kayu gergaji adalah sebesar 10.613,97 m3, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012 hingga menjadi hanya sebesar 1.259,74 m3, dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi sebesar 17.003,76 m3.

2. Pariwisata 


Perkembangan Jumlah dan Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan Domestik dan Asing di Kabupaten Asmat, 2011-2015


3. PERIKANAN DAN KELAUTAN

Kabupaten Asmat memiliki potensi sumberdaya perikanan yang tinggi baik untuk perikanan darat maupun laut. Di perikanan darat, Kabupaten Asmat memiliki potensi yang besar dengan wilayahnya yang memiliki sungai besar, sedangkan di perikanan laut mengandalkan sumberdaya Laut Arafuru yang besar. Pentingnya sektor perikanan di Kabupaten Asmat dibuktikan dengan sumbangannya pada tahun 2014 yang mencapai Rp 192,06 miliar (12,91 persen) terhadap perekonomian dan kontribusinya sebagai sumber mata pencaharian masyarakat, serta PAD bagi pemerintah daerah.

Produksi perikanan Kabupaten Asmat sebagian besar berasal dari perikanan tangkap laut. Wilayah perikanan tangkap Kabupaten Asmat berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI 718) yaitu Laut Arafura-Laut Timor. Terkait dengan potensi sumberdaya perikanan di laut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Keputusan Menteri (KEPMEN) Nomor 45 Tahun 2011 telah memetakan potensi sumberdaya ikan di seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI). Total potensi sumberdaya ikan (SDI) di WPP 718 adalah sebesar 855,5 ribu ton per tahun terdiri atas potensi ikan pelagis besar sebesar 50,9 ribu ton per tahun, ikan pelagis kecil sebesar 468,7 ribu ton per tahun, ikan demersal sebesar 284,7 ribu ton per tahun, udang penaeid sebesar 44.700 ton per tahun, ikan karang konsumsi sebesar 3.100 ton per tahun, lobster sebesar 100 ton per tahun, dan cumi-cumi sebesar 3.400 ton per tahun.

Tingkat eksploitasi sumberdaya ikan pada WPP-NRI 718 yang dapat diakses nelayan Kabupaten Asmat sebagian besar berada dalam tingkat eksploitasi fully-exploited untuk udang dan ikan lidah, over-exploited untuk jenis manyung, kurisi, kuniran, swanggi, bloso, gulamah, dan kakap merah, dan moderate untuk ikan pelagis kecil. Untuk WPP-NRI 718, jika diasumsikan nelayan yang berbasis di Kabupaten Asmat mampu memanfaatkan 5 persen dari total potensi sumberdaya ikan, maka diperoleh potensi produksi sekitar 42.775 ton per tahun. Produksi perikanan Kabupeten Asmat masih jauh dari potensi produksi yang ada di mana total produksi perikanan tangkap pada tahun 2014 hanya sebesar 7.627,07 ton. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana penangkapan ikan yang dimiliki nelayan misalnya keterbatasan armada kapal dan alat penangkapan, serta terbatasnya modal usaha yang dimiliki nelayan sehingga tidak dapat mengembangkan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Asmat.

4. PERKEBUNAN

Komoditi perkebunan yang ada di Kabupaten Asmat adalah kelapa, karet, kakao, pinang, kopi, cengkeh, kelapa sawit, sirih dan sagu. Luas areal tanaman perkebunan pada tahun 2012 sebesar 4.584,28 ha dengan produksi tanaman perkebunan sebesar 4.072,99 kg.


Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Asmat
Source  : Agriculture, Livestock and Plantation Service of Asmat Regency

5. PERTANIAN

 - PERTANIAN - Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Kabupaten Asmat. Di bidang ketenagakerjaan, sektor pertanian menjadi tulang punggung mata pencaharian masyarakat. Hal tersebut mengindikasikan pentingnya sektor pertanian di Kabupaten Asmat. Selain itu, pentingnya sektor pertanian juga dilihat dari fungsinya sebagai sumber pangan utama bagi masyarakat.

- TANAMAN PANGAN - Jenis tanaman pangan yang dibudidayakan penduduk di Kabupaten Asmat adalah padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Luas panen padi di Kabupaten Asmat selama periode 2010-2014 mengalami peningkatan dari hanya seluas 30 ha pada tahun 2010 menjadi seluas 77 ha pada tahun 2014. Peningkatan luas panen tersebut diiringi juga oleh peningkatan produksi dari hanya sebesar 52,50 ton pada tahun 2010 menjadi sebesar 149,50 ton pada tahun 2014. Produksi padi di Kabupaten Asmat pada tahun 2014 berasal dari 7 dstrik dengan produksi terbesar berasal dari Distrik Ayip yaitu sebesar 35,7 ton. Tingkat produktivitas tanaman padi di Kabupaten Asmat pada tahun 2014 adalah sebesar 1,94 ton per ha. Luas panen jagung di Kabupaten Asmat selama periode 2010-2014 mengalami peningkatan dari hanya seluas 8,1 ha pada tahun 2010 menjadi seluas 34 ha pada tahun 2014. Walaupun mengalami penurunan produksi pada tahun 2014 menjadi hanya sebesar 170 ton, secara umum terjadi peningkatan produksi jika dibandingkan produksi tahun 2010 yang hanya sebesar 24,3 ton. Produksi jagung di Kabupaten Asmat berasal dari 13 distrik dengan produksi terbesar berasal dari Distrik Pantai Kasuari, Atsy, dan Pulau Tiga dengan produksi masing-masing sebesar 25 ton. Tingkat produktivitas jagung di Kabupaten Asmat pada tahun 2014 adalah sebesar 5 ton per ha.

Luas panen keladi di Kabupaten Asmat mengalami peningkatan dari hanya sebesar 5,9 ha pada tahun 2010 menjadi sebesar 49 ha pada tahun 2014. Dari sisi produksi, juga terjadi peningkatan dari hanya sebesar 29,5 ton pada tahun 2010 menjadi sebesar 181,5 ton pada tahun 2014. Produsen keladi terbesar pada tahun 2014 adalah Distrik Pulau Tiga yaitu sebesar 27,5 ton, sedangkan produksi terendah berasal dari Distrik Kopay dan Sawa Erma yaitu masing-masing sebesar 5,5 ton. Produktivitas tanaman keladi pada tahun 2014 adalah sebesar 3,70 ton per ha. Luas panen kacang tanah pada tahun 2014 adalah seluas 5 ha dan produksi sebesar 15 ton, jadi produktivitas tanaman kacang tanah pada tahun 2014 adalah sebesar 3 ton per ha. Produksi kacang tanah di Kabupaten Asmat berasal dari 4 distrik yaitu Distrik Suator, Suru-suru, Kolfbraza, dan Pulau Tiga. Produksi kacang tanah di Kabupaten Asmat pada tahun 2014 adalah sebesar 0,6 ton dan berasal dari Distrik Atsy dan Suator yaitu masing-masing sebesar 0,3 ton. Luas panen kacang tanah di Kabupaten Asmat adalah seluas 0,5 ha sehingga produktivitasnya pada tahun 2014 adalah sebesar 1,2 ton per ha. Produksi gumbili pada tahun 2014 adalah sebesar 3 ton dengan luas panen seluas 0,5 ha, sehingga produktivitas gumbili pada tahun 2014 adalah sebesar 6 ton per ha. Produksi gumbili berasal dari Distrik Atsy dan Suru-suru yaitu masing-masing sebesar 1,5 ton. Produksi garut pada tahun 2014 adalah sebesar 0,75 ton dengan luas panen seluas 0,25 ha, sehingga produktivitas garut pada tahun 2014 adalah sebesar 3 ton per ha. Produksi garut berasal dari Distrik Pantai Kasuari yaitu sebesar 0,45 ton dan Suru-suru yaitu sebesar 0,3 ton.Luas panen ubi kayu di Kabupaten Asmat mengalami peningkatan dari hanya seluas 40 ha pada tahun 2010 menjadi seluas 110 ha pada tahun 2014. Produksi ubi kayu di Kabupaten Asmat mengikuti pola peningkatan luas panen, jika luas panen meningkat maka produksi juga akan meningkat. Produksi ubi kayu pada tahun 2010 adalah sebesar 480 ton dan meningkat menjadi sebesar 1.375 ton pada tahun 2014. Produksi ubi kayu merupakan yang terbesar diantara tanaman pangan lainnya di Kabupaten Asmat dan tersebar merata di seluruh distrik. Distrik yang memiliki produksi ubi kayu terbesar adalah Distrik Pantai Kasuari yaitu sebesar 112,5 ton, sedangkan distrik dengan produksi ubi kayu terkecil adalah Distrik Ayip dan Bectbamu yaitu masing-masing sebesar 25 ton. Produktivitas ubi kayu di Kabupaten Asmat pada tahun 2014 adalah sebesar 12,5 ton per ha. Komoditas ubi jalar termasuk salah satu makanan utama pengganti beras yang sudah familiar baik di Provinsi maupun Papua karena tanaman ubi jalar relatif mudah tumbuh pada kondisi yang beraneka ragam. Hal tersebut terlihat dimana komoditas ubi jalar hampir diproduksi di seluruh distrik di Kabupaten Asmat. Distrik dengan produksi ubi jalar tertinggi adalah Distrik Suru-suru yaitu sebesar 72 ton, sedangkan distrik dengan produksi ubi jalar terendah adalah Distrik Distrik Bectbamu yaitu sebesar 24 ton. Luas panen ubi jalar adalah seluas 96 ha dengan produktivitas pada tahun 2014 sebesar 8,33 ton per ha.

Luas panen keladi di Kabupaten Asmat mengalami peningkatan dari hanya sebesar 5,9 ha pada tahun 2010 menjadi sebesar 49 ha pada tahun 2014. Dari sisi produksi, juga terjadi peningkatan dari hanya sebesar 29,5 ton pada tahun 2010 menjadi sebesar 181,5 ton pada tahun 2014. Produsen keladi terbesar pada tahun 2014 adalah Distrik Pulau Tiga yaitu sebesar 27,5 ton, sedangkan produksi terendah berasal dari Distrik Kopay dan Sawa Erma yaitu masing-masing sebesar 5,5 ton. Produktivitas tanaman keladi pada tahun 2014 adalah sebesar 3,70 ton per ha. Luas panen kacang tanah pada tahun 2014 adalah seluas 5 ha dan produksi sebesar 15 ton, jadi produktivitas tanaman kacang tanah pada tahun 2014 adalah sebesar 3 ton per ha. Produksi kacang tanah di Kabupaten Asmat berasal dari 4 distrik yaitu Distrik Suator, Suru-suru, Kolfbraza, dan Pulau Tiga. Produksi kacang tanah di Kabupaten Asmat pada tahun 2014 adalah sebesar 0,6 ton dan berasal dari Distrik Atsy dan Suator yaitu masing-masing sebesar 0,3 ton. Luas panen kacang tanah di Kabupaten Asmat adalah seluas 0,5 ha sehingga produktivitasnya pada tahun 2014 adalah sebesar 1,2 ton per ha. Produksi gumbili pada tahun 2014 adalah sebesar 3 ton dengan luas panen seluas 0,5 ha, sehingga produktivitas gumbili pada tahun 2014 adalah sebesar 6 ton per ha. Produksi gumbili berasal dari Distrik Atsy dan Suru-suru yaitu masing-masing sebesar 1,5 ton. Produksi garut pada tahun 2014 adalah sebesar 0,75 ton dengan luas panen seluas 0,25 ha, sehingga produktivitas garut pada tahun 2014 adalah sebesar 3 ton per ha. Produksi garut berasal dari Distrik Pantai Kasuari yaitu sebesar 0,45 ton dan Suru-suru yaitu sebesar 0,3 ton.

-Tanaman Hortikultura-

Usaha hortkultura yang dikembangkan oleh penduduk di Kabupaten Asmat masih dalam skala tradisional dan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan subsistennya. jenis buah yang ditanam penduduk Kabupaten Asmat diantaranya adalah pisang, salak, rambutan, durian, manga, nangka, nanas, jeruk, belimbing, jeruk besar, matoa, papaya, sukun, dan jambu biji. Komoditas pisang merupakan salah satu komoditas buah utama yang ditanam penduduk dan tersebar merata di setiap distrik. Luas panen pisang pada tahun 2014 adalah seluas 50 ha dengan produksi sebesar 460 ton sehingga tingkat produktivitas pisang di Kabupaten Asmat adalah sebesar 9,20 ton per ha. Produsen pisang terbesar di Kabupaten Asmat adalah Distrik Suru-suru dan Pulau Tiga dengan produksi masing-masing sebesar 64,4 ton. Luas panen salak di Kabupaten Asmat tergolong kecil yaitu hanya seluas 8,5 ha dengan produksi pada tahun 2014 sebesar 3,4 ton. Produktivitas salak di Kabupaten Asmat pada tahun 2014 adalah sebesar 0,40 ton per ha. Luas panen rambutan secara keseluruhan di Kabupaten Asmat adalah seluas 2 ha yang terbagi secara merata di 8 distrik. Produksi rambutan pada tahun 2014 adalah sebesar 0,4 ton dan tingkat produktivitas rambutan adalah sebesar 0,20 ton per ha.

Luas panen belimbing di Kabupaten Asmat pada tahun 2014 adalah seluas 10 ha dengan produksi sebesar 20 ton, luas panen jeruk besar seluas 5 ha dengan produksi sebesar 5 ton, luas panen matoa seluas 15 ha dengan produksi sebesar 21 ton, luas panen pepaya seluas 8 ha dengan produksi sebesar 25,97 ton, luas panen sukun seluas 24,5 ha dengan produksi sebesar 85,26 ton, dan luas panen jambu biji seluas 16 ha dengan produksi sebesar 80 ton. Tingkat produktivitas belimbing pada tahun 2014 adalah sebesar 2 ton per ha, jeruk besar sebesar 1 ton per ha, matoa sebesar 1,4 ton per ha, pepaya sebesar 3,25 ton per ha, sukun sebesar 3,48 ton per ha, dan jambu biji sebesar 5 ton per ha.

Komoditas sayuran yang dibudidayakan penduduk di Kabupaten Asmat adalah sawi petsai, cabe, tomat, terong, kacang panjang, ketimun, kangkung, bayam, pare, labu dan petai. Sama seperti pada komoditas buah, usaha tanaman sayuran di Kabupaten Asmat juga belum dalam skala produksi komersial dan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan subsisten masyarakat. Dari sisi produksi, jenis sayuran yang paling banyak diproduksi di Kabupaten Asmat adalah kangkung, terong, dan ketimun dengan produksi berturut-turut sebesar 88 ton, 72,5 ton, dan 62,5 ton. Tingkat produktivitas dari ketiga jenis sayuran tersebut berturut-turut adalah sebesar 8 ton per ha, 14,5 ton per ha, dan 12,5 ton per ha. Luas panen untuk komoditas sawi petsai adalah seluas 3 ha dengan produksi sebesar 2 ton. Tingkat produktivitas sawi petsai pada tahun 2014 adalah sebesar 0,67 ton per ha.

 Luas panen komoditas cabe pada tahun 2014 adalah seluas 4 ha dengan produksi sebesar 25,92 ton sehingga produktivitasnya adalah sebesar 6,48 ton per ha. Produksi tomat pada tahun 2014 adalah sebesar 26,60 ton dengan tingkat produktivitas sebesar 8,87 ton per ha. Luas panen tomat pada tahun 2014 adalah seluas 3 ha, sedangkan kacang panjang seluas 4 ha. Produksi kacang panjang adalah sebesar 16,57 ton dengan produktivitas sebesar 4,14 ton per ha. Luas panen komoditas bayam adalah seluas 10,5 ha dengan produksi sebesar 13 ton, luas panen pare seluas 2 ha dengan produksi sebesar 10 ton, luas panen labu seluas 4 ha dengan produksi sebesar 5,92 ton, dan luas panen petai seluas 0,1 ha dengan produksi sebesar 0,01 ton. Tingkat produktivitas bayam pada tahun 2014 adalah sebesar 1,24 ton per ha, pare sebesar 5 ton per ha, labu sebesar 1,48 ton per ha, dan petai sebesar 0,10 ton per ha.

 -Tanaman Perkebunan-

 Jenis tanaman perkebunan yang ditanam penduduk di Kabupaten Asmat adalah kelapa, karet, kakao, pinang, kopi, kelapa sawit, sirih dan sagu. Jumlah petani yang mengusahakan komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Asmat pada tahun 2014 adalah sebanyak 34.709 orang. Sebagian besar petani di Kabupaten Asmat mengusahakan sagu dan kelapa dengan jumlah petani pada kedua komoditas tersebut adalah sebanyak 27.265 dan 7.141 orang. Jumlah petani karet adalah sebanyak 60 orang, kakao sebanyak 5 orang, pinang sebanyak 17 orang, kopi sebanyak 168 orang, kelapa sawit sebanyak 50 orang, dan sirih sebanyak 3 orang.

 Komoditas utama tanaman perkebunan di Kabupaten Asmat adalah sagu dan kelapa dimana kedua komoditas tersebut tersebar di seluruh distrik. Luas panen komoditas sagu adalah seluas 1.013 ha, sedangkan luas panen komoditas kelapa seluas 472 ha. Jumlah produksi sagu pada tahun 2014 adalah sebesar 14.053 ton. Distrik dengan produksi sagu terbesar adalah Distrik Suator, Sawa Erma, dan Pulau Tiga dengan masing-masing produksi dari ketiga distrik tersebut sebesar 984 ton, sedangkan distrik dengan produksi sagu terendah adalah Distrik Pantai Kasuari dan Jetsy dengan produksi masing-masing sebesar 492 ton. Tingginya produksi sagu di Kabupaten Asmat disebabkan sagu merupakan salah satu makanan pokok utama yang ada di Kabupaten Asmat. Produksi kelapa di Kabupaten Asmat adalah sebesar 6.306 ton. Distrik dengan produksi kelapa tertinggi adalah Distrik Safan yaitu sebesar 1.045,01 ton, diikuti Distrik Fayit sebesar 885,60 ton, sedangkan distrik dengan produksi kelapa terendah adalah Distrik Kolf Braza dengan produksi sebesar 70,85 ton. Luas tanam karet di Kabupaten Asmat adalah seluas 24 ha, kakao seluas 3 ha, pinang seluas 3 ha, kopi seluas 16 ha, kelapa sawit seluas 9 ha, dan sirih seluas 2 ha.

6. Peternakan

Ternak adalah hewan hasil domestikasi oleh manusia yang diatur segala kehidupannya (reproduksi, produksi kesehatan, pemeliharaan, dan lain-lain) oleh manusia dan dapat dimanfaatkan produk dan jasanya (daging, telur, susu, kulit, lemak, tenaga, wool, dan lain-lain) untuk kepentingan manusia. Jenis ternak yang dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Asmat adalah sapi, kambing, dan babi. Pada tahun 2014, populasi sapi di Kabupaten Asmat adalah sebanyak 159 ekor, populasi kambing sebanyak 100 ekor, dan babi sebanyak 744 ekor.

LINK TERKAIT

Whatsapp-Button